Tuesday, November 11, 2008

Install HP LaserJet P1006 at OpenSuse 10.3

Untuk install HP LasetJet P1006, walaupun menurut HPLIP Sudah disupport mulai dari versi 2.82 ke atas (requires HPLIP version 2.8.2 or later) namun driver tidak mucul dalam list driver saat akan menambahkan printer tersebut. Berikut adalah langkah2 untuk menginstall HP Laserjet P1006 berdasarkan referensi dari www.openprinting.org dan foo2xqx.rkkda.com.

Untuk menginstall printer HP LaserJet P1006 di OpenSuse 10.3 sbb :

1. Download file foo2zjs.tar.gz dari situs

Http://foo2zjs.rkkda.com/foo2zjs.tar.gz/

2. Unpack file tab

$ tar zxf foo2zjs.tar.gz

3. Masuk ke direktory yang baru dibuat

$ cd foo2zjs

4. Kompile file

$ make

5. Ambil extra file untuk pengaturan warna

$ ./getweb P1006

6.Install drivernya dan masuk sebagai super user

$ su (masukkan password bila ada )
# make install

7. ( opsional ) configure hot plug

# make install -hotplug

8. ( opsional ) if use cups

# make cups

9. Restart server / masuk ke yast

10. Add printer ybs


Sumber (untuk distro lain silahkan baca di
http://foo2xqx.rkkda.com):

Friday, October 24, 2008

Besarkah Biaya Pergantian (migrasi) dari Windows ke Linux ?

Jika dilihat sekilas atau dengan kacamata kepentingan sesaat jawabannya adalah YA. Namun secara jangka panjang, biaya migrasi ini sangat kecil karena hanya dilakukan satu kali, bandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar lisensi tahunan.

Hal lain yang harus menjadi pertimbangan dalam melihat besar kecilnya biaya migrasi adalah bahwa biaya yang dikeluarkan untuk proses migrasi sebagian besar digunakan untuk mempersiapkan SDM bukan untuk pembelian software/hardware ataupun pembayaran lisensi. Tentunya dalam kacamata pendidikan, kualitas SDM tidak bisa dinilai dengan uang.

Selain itu, dengan menggunakan Linux, biaya pembelian dan perawatan perangkat keras dapat ditekan menjadi sekecil mungkin. Alasannya antara lain adalah (1) sampai saat ini (12 tahun sejak kelahiran Linux) belum pernah ada komputer Linux yang terserang virus (2) komputer yang menggunakan Linux jarang sekali mengalami gangguan walaupun dinyalakan/digunaka n non-stop berhari-hari bahkan berbulan-bulan. (3) Berbeda dengan Windows, Linux tidak membutuhkan komputer yang hebat agar dapat berjalan dengan baik.

Selain keuntungan dari segi ekonomis seperti telah dipaparkan di atas, ada keuntungan lain yang diperoleh khususnya oleh institusi pendidikan jika menggunakan Linux, antara lain :
  1. Linux menghasilkan orang-orang yang benar-benar memahami teknologi informasi dan komputer. Mereka yang memahami Linux terbukti dengan sangat mudah menggunakan Windows tetapi tidak sebaliknya.
  2. Linux tidak akan habis dieksplorasi karena Linux bersifat opensource dimana setiap orang berhak memperbanyak, memodifikasi dan merubahnya tanpa perlu khawatir melanggar hak cipta.
  3. Linux diciptakan oleh mahasiswa dan dikembangkan utamanya oleh kalangan akademisi serta pendukung keberadaan free software, didukung perusahaan seperti IBM, HP, dsb, sehingga Linux sangat berorientasi pada kebebasan bagi semua orang untuk mempelajari dan mengembangkannya.

Biaya Pelatihan
Yang paling sering menjadi keberatan para pelaku bisnis dalam pemanfaatan Linux adalah investasi yang harus dikeluarkan untuk pelatihan. Dalam argumentasinya mereka berpendapat bahwa walau investasi perangkat keras dan lunak begitu rendah, tetapi investasi pelatihan menjadi lebih tinggi. Ini ada benar dan ada salahnya.

Sepintas lalu penggunaan Linux akan meminta biaya investasi pelatihan yang cukup tinggi. Tetapi hal itu akan terbayar dengan dasar pengetahuan yang mereka dapatkan tidak hanya sekedar sebagai pengguna, tapi akan berkembang sebagai penyedia kebutuhan Teknologi Informasi intern perusahaan.

Pengetahuan yang mereka dapatkan dalam menggunakan Linux merupakan pengetahuan yang sifatnya mendasar. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pengetahuan akan Linux merupakan pengetahuan dasar untuk dunia teknologi informasi. Hal ini akan merupakan investasi brainware bagi perusahaan tersebut. Hal lain adalah kenyataan bahwa pemanfaatan Linux di lingkungan perusahaan akan mendorong perusahaan tersebut untuk berkonsentrasi pada investasi di bidang sumber daya manusia (SDM) dalam bentuk pelatihan daripada investasi pembelian perangkat lunak. Dengan memfokuskan pada investasi SDM maka perusahaan akan memiliki pondasi infrastruktur TI yang kokoh, baik dari segi hardware, software maupun brainware.

Juga perlu dipikirkan investasi pelatihan ulang (re-training) yang harus dilakukan. Pemilihan perangkat lunak yang selalu membutuhkan investasi pelatihan setiap 1 tahun sekali, atau membutuhkan pelatihan untuk setiap produk baru keluar adalah kurang bijaksana. Akan lebih baik bila dilakukan investasi pelatihan kepada jenis perangkat lunak yang memberikan dasar pengetahuan (basic knowledge) yang baik dan memberikan kemampuan bagi para pengguna untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi.

Sebagai contoh adalah pelatihan yang dibutuhkan bagi pengguna ataupun System Administrator. Banyak orang beranggapan bahwa melakukan sistem administrasi pada Windows NT membutuhkan biaya pelatihan yang lebih rendah. Padahal kenyataannya setiap versi baru Windows NT keluar maka si administrator harus mengikuti pelatihan baru.

Hal ini disebabkan karena sistem yang baru memiliki banyak perbedaan dengan sistem yang lama. Sehingga secara total biaya pelatihan untuk sistem administrasi menjadi lebih mahal. Hal seperti ini tidak akan terjadi dengan Linux dimana setiap versi baru tidak memiliki perbedaan yang banyak dengan versi lama sehingga setiap pengguna dapat dengan mudah beradaptasi karena sudah memiliki pengetahuan dasar yang cukup.

Banyak perusahaan memilih suatu perangkat lunak yang 'mudah digunakan' dengan harapan akan memotong 'biaya pelatihan'. Hal ini ternyata kurang begitu tepat, karena:

  • Tingkat peluruhan hardware dan software jauh lebih cepat meluruh dalam bisnis TI (paling lama 3 tahun nilainya sudah kurang dari 50%). Sedangkan biaya pelatihan menurut International Accounting Standards Commitee akan dihitung waktu peluruhan dalam 10 tahun.
  • Secara makro, biaya yang dikeluarkan juga harus dipertimbangkan sebagai penggerak ekonomi lokal atau penambah beban devisa negara. Penggunaan Linux meminimalkan penambahan perangkat keras atau perangkat lunak yang harus dibeli. Penambahan biaya hanya dikeluarkan untuk pembayaran tenaga pelatihan lokal atau jasa dukungan teknis lokal. Ini membantu berputarnya perekonomian Indonesia.
  • Pada abad informasi ini, investasi di pelatihan adalah salah satu hal yang lebih disarankan daripada investasi di perangkat keras/lunak. Investasi di bidang "knowledge" membuat kontinuitas pemanfaatan teknologi lebih terjamin

Jadi bertambahnya biaya pendidikan/ pelatihan yang dikeluarkan suatu perusahaan yang menggunakan Linux akan terbayar dengan beberapa nilai positif dalam pemanfaatan TI dalam perusahaan itu di masa mendatang.

Penggunaan program berharga mahal yang diiming-imingi dengan segala kemudahan penggunaannya membuat orang berfikir pengguna program tersebut tidak membutuhkan pelatihan sehingga kebutuhan pelatihan menjadikan terlupakan. Hal ini telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama kegagalan pada sebagian besar proyek Teknologi Informasi.

Biaya Perawatan
Dalam menghitung biaya perawatan, sebaiknya bukan saja bergantung pada seberapa mudah awal pengoperasian tugas perawatan tetapi juga termasuk seberapa sering perangkat tersebut tak bekerja (down). Sebab setiap kerusakan akan memakan biaya perawatan, baik tenaga maupun waktu. Sehingga harus dipertimbangkan bukan hanya waktu awal untuk mempelajari, tetapi waktu keseluruhan, dari mempelajari menggunakan dan merawat.

Sebagai contoh, Linux server setelah diinstal dengan benar, relatif membutuhkan waktu perawatan yang kecil. Dari pertimbangan Mean Time Between Failure, dan Mean Time to Repair tentu Linux ini akan memberikan pilihan yang menarik pula. Dengan kata lain jika berbicara masalah administrasi sistem, tidak bisa dilupakan kaitannya dengan kehandalan (reliability) sistem.

Sebagai contoh, suatu sistem yang terlihat mudah ditangani misalnya membutuhkan waktu instalasi dan konfigurasi 2 jam. Tetapi dalam tempo 3 bulan sering mengalami gangguan, maka administrasi sistem tersebut dianggap kurang mudah daripada sistem yang instalasi 4 jam tetapi tidak pernah down selama 3 bulan (dalam kenyataannya malah untuk menginstall Linux dengan semua aplikasi sebesar 4 GB hanya dibutuhkan waktu kurang dari 2 jam, dengan konfigurasi Pentium Celeron 600 MHz dan 256 MB RAM).

Permasalahan utama dari penerimaan dunia bisnis tehadap LINUX ini adalah persepsi para manajer Teknologi Informasi. Sebagian besar mereka belum pernah mendengar tentang LINUX. Di samping itu adalah banyak tersebarnya FUD (fear, uncertainty and doubt) yang disebabkan oleh sifat distribusi LINUX yang bebas. Sebagian orang masih berpikir bahwa LINUX ini hanyalah software untuk para hobbiest sementara sebagian yang lain sudah terlalu fanatik dengan Windows dan tidak peduli dengan berbagai kelemahannya.

Kesimpulan
Dari apa yang dipaparkan di atas, tampak dapat disimpulkan bahwa keberadaan Linux dengan segala kelebihan dan kekurangannya menyebabkan tidak ada alasan bagi kita untuk menggunakan software apapun secara ilegal. Kesulitan yang mungkin terjadi jika kita beralih dari Windows ke Linux hanya masalah biaya migrasi, pelatihan, dan kebiasaan saja.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia Linux sangat cocok untuk digunakan karena sifatnya yang terbuka dan gratis membuat kita bisa banyak belajar, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan bergabung dengan komunitas teknologi dunia. Tidak hanya menjadi bangsa yang konsumtif non- produktif.

Sudah saatnya pemerintah Indonesia melihat betapa negara maju seperti Jerman (yang notabene memiliki dana yang cukup untuk membeli lisensi Windows) lebih memilih Linux sebagai basis sistem informasinya.

Bagi dunia pendidikan, Linux dengan lisensi GPL-nya akan mendorong para pelajar untuk melakukan eksplorasi dan mengembangkan sistem operasi ini beserta segala aplikasinya. Besar kemungkinan mereka kelak akan membuat sebuah sistem operasi “Made in Indonesia” seperti orang Jerman dengan Suse Linux, Cina dengan RedFlag Linux, dan Singapura dengan ASP Linux-nya.

Dari sisi bisnis, penggunaan Linux meminimalisasi kebutuhan investasi dan perawatan perangkat keras / peralatan karena Linux bisa dijalankan pada komputer lama maupun baru dan tidak membutuhkan spesifikasi super. Investasi besar yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bermigrasi ke Linux umumnya terpakai untuk melatih dan mengembangkan SDM.

Bahwa investasi / biaya yang dikeluarkan untuk berpindah ke Linux memang besar jika dilihat sekilas saja. Namun untuk tujuan jangka panjang, Linux sangatlah murah.

Sumber: RumahLinux [dot] Com

Monday, July 14, 2008

openSUSE 11.0: Enabling Complete Multimedia Support

Support for some multimedia formats cannot be included on the openSUSE CDs because they’re proprietary, patented, Restricted Formats. Some of these include MP3, MPEG-4, playing of Encrypted DVDs, etc.

opensuse7tg1 openSUSE 11.0: Enabling Complete Multimedia Supportmultimediabz8 openSUSE 11.0: Enabling Complete Multimedia SupportGet the Restricted Format 1-click installer (just click the following links if you are running openSUSE):

This will enable you to have:

  • Flash
  • Java
  • Latest Amarok (with MP3 Support) for KDE, or Helix-Banshee for GNOME users
  • Encrypted DVD (libdvdcss)
  • Extra xine codecs, for MPEG-4 etc. (libxine1)
  • K3b with MP3 Support (k3b-codecs)
  • Win 32 Codecs (w32codec-all)

..as well as the option of installing many more applications ….

Source: http://blog.linuxoss.com

Monday, June 30, 2008

Java Programming & Desktop Effect (Compiz/Beryl)

There is a bug in Sun Java's Swing. It doesn't like certain window managers. Something about reparenting and not reparenting or something like that. Whatever. The point is, when trying to run a program you wrote using Swing, all you get is a big white nothing. Nothing draws in the window. Ahhh! What's wrong?! Yeah, I had some trouble with my Java class because of that one. Well, unfortunately, my favourite WM, Compiz/Beryl, is a problem child with this. However, there is an easy fix for it. Open your .bashrc (that in ~). If you don't know how, do this in the terminal:

vi ~/.bashrc

Add this line to it:

export AWT_TOOLKIT=MToolkit

Now try to run your program again. Now everything works. Yay!

Tested on OpenSuse 11.0 for SQuirrel SQL, Eclipse, Adempiere. For application that running from menu, you can try add line in file /etc/profile.

If you run the Java application from eclipse you also should add the parameter in Run menu | Java Application | [application name] | Environment and click New button and add


Variable Name: AWT_TOOLKIT
Value: MToolkit


NOW you can run your Java Application and use Desktop Effect (Compiz/Beryl/KDE Desktop Effect) on the same time. Cheers.

Source: ubuntulinuxtipstricks

SQuirreL, Universal SQL Client

SQuirreL SQL Client is a graphical Java program that will allow you to view the structure of a JDBC compliant database, browse the data in tables, issue SQL commands etc, see Introduction.

The minimum version of Java supported is 1.5.x as of SQuirreL version 2.4. See the Old Versions page for versions of SQuirreL that will work with older versions of Java.

The SQuirreL desktop in Ocean Theme:

Features:

- Object Tree of Session window - right-click to access the popup menu which provides access to advanced script generation and graphing features. The graph plugin allows the user to create table charts
- SQL Editor with code completion popup (ctrl+space) open - code completion can be used to access drop-down lists of options that include keywords, tables, columns, views, stored procedures. Code completion also provides join generation functions. For example, look at the table structure here. Hitting ctrl+space after the expression
- SQL Editor with tools popup menu (ctrl+t) shown - with the tools popup any editor function can be located with only a single short cut: ctrl+t Additionally, the list can be searched incrementally with just a few keystrokes
- SQL Editor with bookmark selection popup (ctrl+j) shown - bookmarks are user-defined code templates. SQuirreL comes with several pre-defined example bookmarks for the most common SQL and DDL statements
- Abbreviations and auto corrections dialog - this feature works much like auto corrects in common office products. With the entries shown in the dialog you may for example type 'sf' which will expand to 'SELECT * FROM'
- Editing of SQL results - the result tabs of SQL queries support editing the rows returned from a query on a single table. You may also edit the contents tab of tables in the Object tree
- Graph: Charts of tables and their relations - To create new charts or to add tables to existing charts right mouse click tables in the Object tree and choose the 'Add to graph' menu. Graph manipulation functions can be accessed by using the right-click context popup menu
- Graph: Scaling and distributing tables on configurable page sizes to prepare for printing - use the right-click context popup menu to switch to the scaling and printing mode

For more detailed description see the paper by Gerd Wagner:
- English version
- German version

In theory SQuirreL should work with any DBMS that has a JDBC 2.0 driver. However not all drivers/DBMS's are fully complient with the JDBC 2.0 specification.


Reported working databases:

- Axion Java RDBMS
- Daffodil (One$DB)
-
Apache Derby (formerly Cloudscape)
- Fujitsu Siemens SESAM/SQL-Server
with the SESAM/SQL JDBC driver
-
Firebird with the JayBird JCA/JDBC Driver
-
FrontBase
-
HSQL
-
Hypersonic SQL
-
H2
-
IBM DB2 for Linux, OS/400 and Windows
-
Informix
-
CA Ingres 2.6 SP2 with EDBC driver v1.8
- InstantDB

-
Interbase with the Interclient JDBC driver
-
Mckoi SQL
-
Microsoft Access with the JDBC/ODBC bridge
-
Microsoft SQL Server with the Microsoft, WebLogic and jTDS JDBC drivers
-
Mimer SQL
-
MySQL with the MM MySQL JDBC driver
-
Oracle 8i, 9i and 10g with the Oracle thin and OCI drivers
-
Pointbase
-
PostgreSQL 7.1.3 and higher
-
Progress OpenEdge 10.1x
-
SAPDB
-
Sybase
-
Sunopsis XML Driver (JDBC Edition)
-
Teradata Warehouse
-
ThinkSQL RDBMS


Available translations:

- Spanish
- Brizilian
- Czech
- Bulgarian
- Chinese
- French
- Italian
- German
- Russian


Download & Installation:

The SQuirreL SQL Client is installed with the IzPack Java installer. Download the file squirrel-sql--install.jar and execute it using the following command:

java -jar squirrel-sql--install.jar

Make sure that you have write privileges to the directory that you want to install into.

Note that some browsers may attempt to open this file rather than download it. In this case, right-click on the download link and click your browser's equivalent of the "Save as..." menu item.

On Windows, execute the file squirrel-sql.bat to run the application. On Unix, the file is squirrel-sql.sh.

Download: SQuirreL SQL 2.6.6
WebSite: http://www.squirrelsql.org

Source:
http://javaclick.blogspot.com/2007/10/squirrel-universal-sql-client.html

Friday, June 27, 2008

openSuse 10.3 Upgrade ke openSuse11 jadi Bisu

Hari ini saya melakukan upgrade dari openSuse 10.3 ke openSuse 11.0, awalnya dikarena openSuse 10.3 saya sering shutdown sendiri, setelah beberapa perubahan yg pernah saya lakukan terhadap settingan Java dalam system.

Setelah berhasil melakukan UPGRADE ke openSuse 11.0 dengan KDE 3.5.9, semua berfungsi normal, namun sayangnya saat coba amarok, suaranya tidak keluar. Wah, saya pikir bakal sepi neh tidak bisa denger musik. Berikut adalah tips sederhana untuk mengkonfigurasi sound, yaitu cukup masuk terminal sebagai root dan ketik perintah berikut:

#alsaconf

Selanjutnya ikut petunjuk pada screen, dan proses deteksi hardware pun akan segera menemukan hardware yg terinstall dalam PC/Laptop kita, dan setelah selesai, maka hasil test sound kita bisa dengar.

Wah syukur deh, laptop saya bisa nyanyi kembali :D

Wednesday, June 18, 2008

PonyGallery 2.5.1 ML for Joomla 1.5

Pony Gallery adalah salah satu komponen galeri yang handal untuk memajang foto-foto kita di website yang menggunakan CMS (Content Management System) berbasis Joomla dan juga dilengkapi fasitas Watermark (pengaman gambar), komentar, hit counter, slide show, dll. Di site aslinya komponen ini baru mendukung untuk versi Joomla 1.0.x. Bila kita ingin menggunakan Joomla 1.5 dan ingin menginstall komponen tersebut maka kita harus mengaktifkan System Legacy plugin. Walau bisa diinstall fungsinya banyak yg tidak dapat digunakan.

Dari situlah saya mulai berusaha belajar untuk memodifikasi plugin supaya dapat digunakan di Joomla 1.5.x, dan alhasil, walau dengan susah payah namun akhirnya berhasil juga walau tetap sifatnya adalah komponen legacy dan tetap harup mengaktifkan plugin System Legacy. Komponen Joomla 1.5.x saya share website yg saya pasang Pony Gallery tersebut sebagai bukti bahwa komponen tersebut berfungsi dengan baik.

Silahkan download komponen tersebut di link Download pada website Adyawinsa pada subfolder komponen, dan demo gallery bisa di cek pada website Adyawinsa atau HisHeart.

Selamat mencoba dan salam "Never Give Up!".

FISH di kolam OpenSuse

Dalam pencarian saya tentang program setara WinSCP di openSuse10.3, dimana WinSCP adalah salah satu program OpenSource yang sangat powerfull untuk remote management file namun hanya dapat digunakan di environment Windows, saya menemukan sesuatu yg juga tidak kalah menarik dibandingkan WinSCP.

Buat sebagian orang mungkin ada yg baru tahu juga seperti saya. Karena manfaatnya yg sudah saya rasakan sangat membantu dalam memanage file secara remote dibandingkan semula saya harus menggunakan scp yang sifatnya CLI (Command Line Interface), maka fish sangatlah menghibur hati saya.

Pagi pengguna openSuse berbasis desktop KDE maka fish sudah terintegrasi dalam Konqueror tanpa harus diinstall. Sekian lama pakai KDE baru tahu ada utility yg sangat powerfull didalamnya. Lebih baik terlambat dari pada tidak tahu sama sekali. Untuk memakai fish cara nya sederhana cukup ikuti langkah2 berikut:

1. Buka Konqueror
2. Pada isian Location ketik fish://username@ip_address/path
Contoh:
fish://root@192.168.0.5/var
fish://root@192.168.0.5 --> masuk ke folder home dari username yg kita gunakan untuk login
3. Pada dialog login isikan password sesuai username yg kita akan gunakan ke host tersebut.4. Selamat, anda sudah berhasil konek ke remote host dan bebas untuk me-manage file dari remote sesuai dengan hak akses dari user yg kita gunakan saat konek.

Reset Senao EOC/NOC 3220 EXT/INT 3220+

Dari beberapa perangkat wireless point to point yg pernah saya pasang seperti Radwin, Mikrotik, Trango dan Senao, perangkat Senao dan Mikrotik lah yang harganya relatif murah untuk range dekat dan terbilang handal. Ada kasus untuk kelas senao saat dipasang di area kawasan industri jababeka dengan perangkat Senao 3220 INT 3220+ dalam jarak udara sekitar 4 km, wlan bisa konek namun link sangat jelek dan tidak stabil saat terjadi proses transfer data. Saat diganti menggunakan Radio Mikrotik, link lancar dan transfer datapun mendapatkan badwidth yg relatif besar.

Saat radio senoa di pasang di wilayah karawang, dengan jarak yg sama dengan jarak saat dipasang di kawasan jababeka, koneksi yang diperoleh sangat bagus. Kesimpulan saya, senoa tidak dianjurkan untuk daerah yang sudah tinggi tingkat interference nya, seperti di daerah kawasan industri. Namun senoa memiliki daya pancar yang kuat, dan harga yang “murah”. Sehingga jika cukup dengan Senao mengapa harus beli yang mahal.

Saya pernah dua kali mengalami tiba-tiba link putus dan kita tidak bisa konek ke radio baik di ping maupun diakses via Web. Untuk kasus pertama, setelah dibawa ketempat beli, tenyata radionya reset sendiri ke konfigurasi default. Untuk yang kedua, setelah tahu penyakitnya dan setelah diakses dengan default IP nya tetap tidak bisa konek, maka mulailah mencari tahu cara untuk mereset sendiri.

Setelah googling .. ternyata harus menggunakan kabel serial RS232 (null modem). Kabel ini bisa dibuat sendiri, dan diperlukan kabel serial RS232 9 pin (DB9) atau bisa pakai UTP Cat5 dengan konektor DB9 female dikedua ujungnya. Yang perlu diperhatikan adalah hubungan antar pin dibuat sesuai dengan hubungan untuk kabel null modem seperti berikut :

Keterangan lengkap mengenai Null Modem ini bisa di baca di sini

Setelah kabel Null Modem siap, selanjutnya ikuti saja langkah-langkah berikut :

Buka terlebih dahulu penutup konektor serial pada radio senao yang terletak dibagian bawah dekat port RJ 45. ( lihat gambar ).

  1. Hubungkan kabel serial ke port com pada komputer/laptop.
  2. Jalankan aplikasi Hyperterminal (ada dibagian accessories-communication). Klik Start kemudian pilih Programs -> Accessories -> Communications -> HyperTerminal.
  3. Berikan nama koneksi apa saja, misalnya Senao 3220. Kemudian pilih koneksi COM1 (atau COM2 tergantung port di komputer).
  4. Setting HyperTerminal baudrate “38400″, data bits “8″, parity “none”, stop bits “1″, flow control “None”. Kemudian tekan “OK”.
  5. Matikan power pada POE selama kurang lebih 5 detik kemudian On-kan kembali.
  6. Tunggu sampai prompt # muncul pada layar HyperTerminal.
  7. Ketik “flash reset”, Tekan enter.
  8. Ketik “reboot”, tekan enter. Perangkat Senao akan reboot dan semua setting akan dikembalikan seperti semula.
  9. Jika tidak terdapat kerusakan, Anda bisa mengakses kembali melalui WEB dengan alamat IP default : 192.168.1.1

Selesai ! Selamat mencoba, dan langkah2 tersebut diatas sudah lulus uji coba :D

Sumber: http://rakhmat.wordpress.com